Pengalaman Apply Visa Australia via Pos

image013
source: http://www.finder.com.au/moving-to-australia/jobs-in-australia

Menurut saya, Australia termasuk salah satu negara yang memberikan kemudahan bagi turis yang hendak mengajukan aplikasi visa. Walaupun pengurusan visa hanya bisa dilakukan di Jakarta dan Bali, semua orang bisa mengurus sendiri proses pengajuannya dengan bantuan VFS Global dan logistik pilihannya. Waktu mendengar ada layanan ini, tanpa pikir panjang saya langsung memutuskan untuk mencobanya. Tapi ternyata prosesnya nggak segampang yang saya kira. Berkali-kali saya membaca tulisan Mbak Vicky Kurniawan yang membagi pengalamannya mengajukan visa Australia via pos, berkali-kali pula nyali saya ciut setelah membaca komentar-komentar di bawahnya tentang cerita penolakan visa. Belum lagi ketidakmampuan saya membayangkan alurnya, rasanya sudah ingin menyerah duluan kalau baca urutan prosedurnya.

Ini merupakan ketiga kalinya saya mengajukan visa dan untungya kedua aplikasi visa saya sebelumnya ke Jepang dan Korea Selatan diterima. Walaupun saya harus merepotkan banyak orang, pinjam uang sana-sini untuk menggendutkan rekening tabungan, saya selalu mengusahakan agar visa saya diterima dengan memberikan dokumen super lengkap. Karena kelengkapan dokumen adalah kunci agar pengajuan visa diterima, begitu yang saya baca di internet. Nah, kali ini saya ingin berbagi pengalaman mengajukan visa Australia via pos tanpa bantuan calo.

Saya berencana pergi ke Australia berdua saja dengan Mama. Memasuki akhir tahun 2015, saya mulai mempersiapkan kelengkapan dokumen dan saldo di rekening tahun. Bukan gosip lagi kalau alur kas di rekening dan jumlah saldo sangat berpengaruh pada keputusan akhir visa. Awalnya saya sempat berpikir Mama saya akan menjadi sponsor saya karena Mama yang akan memegang semua biaya pengeluaran selama di sana. Maklum, uang jajan saya memang pas-pasan dan isi di rekening payroll saya selalu terkuras habis sebelum gajian datang. Tapi setelah berkonsultasi dengan teman yang pernah ikut group tour ke Australia, seorang ibu rumah tangga tidak bisa menjadi sponsor bagi anaknya yang sudah besar dan memiliki penghasilan sendiri. Alasannya, karena ibu rumah tangga memang tidak memiliki sumber penghasilan sendiri. Lain cerita kalau setiap bulan menerima uang belanja dari suami ya. Dengan dasar itulah, saya diharuskan mensponsori diri saya sendiri dan Mama saya juga akan membiayai dirinya sendiri, walaupun pada kenyataannya nanti saya yang dibayari Mama.

Waktu mendengar cerita banyak aplikasi visa Australia ditolak walaupun dokumen sudah lengkap, sebenarnya saya langsung berpikir untuk apply via tour & travel. Bayar sedikit lebih mahal nggak apa-apa yang penting visa diterima, pikir saya waktu itu. Tapi setelah konfirmasi harga, ternyata ada perbedaan harga sebesar Rp 300.000/pax, bahkan bisa sampai jutaan tergantung tour & travel yang dipilih! Jelas saja saya lebih memilih untuk mengajukan sendiri via pos kan? Hitung-hitung sekalian belajar.

Jadi ini list kelengkapan dokumen yang saya submit:

  1. Formulir aplikasi visa 1419
  2. Pas foto terbaru ukuran 3.5 x 4.5 cm
  3. Fotokopi paspor halaman depan, halaman cap imigrasi, halaman belakang yang baru & lama (kalau ada)
  4. Fotokopi KTP
  5. Fotokopi KK
  6. Fotokopi akte kelahiran
  7. Surat keterangan dari perusahaan
  8. Referensi bank
  9. Rekening koran 3 bulan terakhir
  10. Fotokopi SPT tahunan
  11. Fotokopi NPWP
  12. Tagihan kartu kredit 3 bulan terakhir
  13. Tiket pesawat PP
  14. Voucher booking hotel
  15. Itinerary perjalanan
  16. Surat undangan dari teman

Sedangkan untuk Mama saya, ada tambahan surat izin suami karena Papa saya nggak ikut pergi ke Australia. Mama juga nggak punya akte kelahiran, jadinya fotokopi ijazah SD lah yang saya berikan. Saya juga menyertakan fotokopi surat kepemilikan property milik Mama sebagai bukti bahwa kita memiliki property di Surabaya dan harus kembali ke Indonesia karena memiliki investasi di sini. Untuk 4 dokumen terakhir, saya fotokopi sebanyak 2 kali dan saya serahkan masing-masing 1 lembar untuk berkas saya dan Mama.

Setelah dokumen lengkap, barulah saya membaca tata cara dan biaya pengajuan aplikasi visa Australia melalui VFS Global yang ditulis di bagian Additional Service. Jujur saya agak bingung membaca website VFS Global karena banyak sekali link yang harus dibuka dan dicek, belum lagi adanya update dan perbedaan harga yang tertera pada VFS Global dan VFS Indonesia. Biar lebih update, selalu buka website VFS Global (http://www.vfsglobal.com/australia/indonesia/English/index.html) ya.

Senin, 25 Januari 2016

Pertama-tama, saya memilih layanan Document Courier Pickup (within Indonesia) dan mendownload formulirnya. Di situ ada prosedur dan checklist lengkap yang harus diisi. Kita diharuskan untuk menyiapkan seluruh dokumen dan membayar terlebih dulu. Jumlah yang saya bayar adalah:

Biaya pengajuan visa AUD 135 (credit card) + Biaya logistik Rp 189.500 + Biaya penjemputan Rp 50.000 + Biaya update SMS Rp 25.000 = Total Rp 264.500/orang

Karena saya tidak punya rekening giro, saya mengirim e-mail sebelumnya pada AVAC untuk menanyakan apakah boleh membayar biaya pengajuan visa dengan kartu kredit. Jika kamu memilih pembayaran dengan kartu kredit, cukup isi informasi kartu kredit yang dibutuhkan pada formulir 1419. Kemudian saya mentransfer Rp 264.500 x 2 = Rp 529.000 ke rekening VFS Global yang tertera. Fotokopi bukti transfernya, masukkan bersama berkas-berkas yang sudah disiapkan dan formulir penjemputan yang sudah diisi, lalu tulis alamat VFS Global pada amplop. Setelahnya, saya mengirim e-mail pada info.avacjakarta@vfshelpline.com dengan subject “Domestic 1 Way Courier Service Confirmation for (isi nama)” dan menunggu balasan.

Selasa, 26 Januari 2016

Sekitar jam 11 siang saya mendapat e-mail balasan dari AVAC yang menyatakan bahwa pembayaran sudah dikonfirmasi dan kurir akan menjemput dalam 1-3 hari kerja. Selama 3 hari menunggu kurir, handphone selalu berada dalam jangkauan dan dokumen selalu berada di dekat saya.

Rabu, 27 Januari 2016

Baru hari pertama tapi kurir belum datang, saya pikir wajar kalau kurir tidak datang di hari pertama.

Kamis, 28 Januari 2016

Sampai hari kedua, belum ada telepon dari kurir yang mengkonfirmasi. Padahal seharusnya pihak kurir akan menelpon sebelum berangkat menjemput dokumen.

Jumat, 29 Januari 2016

Saya mulai gelisah, akhirnya saya memutuskan untuk mengirim e-mail lagi pada AVAC pagi-pagi menanyakan apakah kurir sudah siap menjemput dokumen saya. Siangnya, saya mendapat balasan e-mail bahwa AVAC sudah mengkonfirmasi pada kurir sekali lagi. Sekitar jam 1 siang, saya mendapat telepon pihak logistik yang menanyakan tentang penjemputan dokumen. Setelah saya complain kenapa kurir tak kunjun datang, rupanya ada informasi yang tidak disampaikan secara lengkap dari pihak Jakarta sehingga logistik di cabang Surabaya baru menerima info kalau ada penjemputan dokumen hari ini :/ Pihak kurir pun tidak mau menjemput hari itu juga karena sudah terlalu siang. Akhirnya mereka menjanjikan dokumen akan dijemput antara jam 10.00 – 12.00 sesuai jam kerja mereka.

Sabtu, 30 Januari 2016

Sudah jam 11 lebih, tapi belum ada tanda-tanda kurir datang. Karena saya gelisah, akhirnya saya coba hubungi nomor telepon yang menghubungi saya kemarin. Ternyata itu nomor telepon Pandu Logistics dan pihak CS mengatakan kurir sudah dalam perjalanan. Lewat jam 12 siang, kurir masih belum datang dan saya berusaha menelpon balik nomor tadi tapi tidak diangkat. Akhirnya kurir baru datang jam 1 siang -_- Saya sempat ngomel-ngomel kenapa baru datang hari ini dan jam segini, katanya dia baru dihubungi soal penjemputan dokumen tadi pagi. Rasanya 2 hari terakhir saya selalu dibuat sebal dengan informasi dari pihak kurir yang saling melempar tanggung jawab. Tapi toh yang penting dokumen saya dijemput juga. Kurir mengecek isi amplop lalu saya menandatangi dokumen yang di sebelahnya bertuliskan “Harap dijemput sebelum tanggal 28 Januari 2016,” padahal itu sudah tanggal 30. Ya sudahlah.

Senin, 1 Februari 2016

Ada e-mail dari AVAC yang berbunyi bahwa dokumen belum sampai di tangan mereka. Lagi-lagi saya hanya bisa menunggu.

Selasa, 2 Februari 2016

Sampai siang belum ada e-mail lanjutan dari AVAC mengenai dokumen saya, akhirnya saya menelpon call center Pandu Logistic dan meyebutkan nomor resi. Tapi pihak call center tidak bisa memantau di mana lokasi paket saya karena alamat ditujukan pada Amarex Internasional Bekasi. Saya pun diarahkan ke call center Amarex, tapi call center di sana juga tidak bisa membantu karena saya tidak punya tracking number Amarex untuk paket saya dan nomor resi dari Pandu Logistic tidak membantu. Di tengah-tengah telepon saya melihat e-mail masuk dari AVAC yang menyatakan bahwa berkas saya ternyata sudah diterima sekitar jam 5 sore! Saya pun langsung menutup telepon dan mengecek isi e-mail. Saya menerima tracking number untuk mengecek status aplikasi visa masing-masing paspor. Saya menerima SMS & update e-mail bahwa dokumen sedang dalam perjalanan menuju Kedutaan Australia.

Rabu, 3 Februari 2016

Pagi-pagi, saya menerima SMS & update e-mail sekali lagi bahwa dokumen saya sudah diterima oleh Kedutaan Australia. Saya juga menerima SMS dari bank bahwa kartu kredit saya telah digesek sebesar AUD 272. Sekarang saya tinggal menunggu hingga dokumen saya diproses. Menurut VFS Global, visa akan diproses dalam waktu 15 hari kerja. Tapi menurut blog Mbak Vicky, visa sudah dapat diproses dalam 5 hari kerja. Saya pun memperkirakan visa akan selesai minggu depan.

Sambil menunggu hasil keluar, saya iseng-iseng melihat status aplikasi saya melalui fasilitas tracking yang disediakan oleh VFS Global. Tapi status yang terlihat hanya aplikasi sudah diterima saja. Awalnya saya pikir fasilitas tracking ini bisa memberitahu apakah status aplikasi visa sudah mau selesai apa belum.

Selasa, 9 Februari 2016

Tepat 5 hari kerja setelah aplikasi pengajuan visa saya dimasukkan, saya menerima e-mail dari imigrasi Australia mengenai surat keputusan visa. Saya langsung tersenyum lebar begitu membaca kata-kata “Your visa application for Australia has been approved.” Rasanya saya ingin ketawa sekencang-kencangnya karena merasa sangat lega, sayangnya suasana di kantor sedang serius jadi saya hanya bisa tersenyum sambil mengabari orang-orang yang sudah membantu dan mendoakan saya supaya visa berhasil keluar.

screen-shot-2014-05-30-at-10-01-02-am
source: http://www.sirkevinmartin.com/?p=343

Rabu, 10 Februari 2016

Ada e-mail status update dari AVAC yang menyatakan bahwa surat keputusan visa telah dikirimkan oleh pihak imigrasi via e-mail. Dengan ini berakhir sudah proses pengajuan visa secara karena e-mail konfirmasi yang terakhir sudah dikirim.

==========

Nah, itulah pengalaman saya mengajukan visa Australia melalui pos. Menurut saya pribadi, faktor penting penentu keberhasilan visa diterima adalah adanya kenalan di negara tempat tujuan. Saya menyertakan surat undangan dari tetangga yang kebetulan suaminya sedang kuliah di Australia. Walaupun bukan kerabat, dengan adanya surat tersebut menunjukkan ada orang yang kami kenal di sana. Usahakan agar kamu selalu menyertakan surat undangan dari orang yang sedang tinggal di Australia, baik permanan maupun sementara. Nggak harus kenalan langsung, kamu bisa minta tolong temannya teman atau temannya keluarga, yang penting mereka nggak keberatan mengisi data yang diperlukan seperti nomor paspor dan alamat di Australia. Kalau saya perhatikan, beberapa kasus visa yang ditolak walaupun dokumen dan jumlah dana di rekening sudah cukup tidak dilengkapi dengan surat undangan ini.

Kalau soal rekening koran dengan dana mengenap selama 3 bulan mungkin boleh saja dicoba, tapi ini kedua kalinya saya mengajukan visa dengan kondisi rekening tabungan hampir kosong dan baru diisi kurang dari 1 bulan sebelumnya. Kalau menurut saya, yang dilihat adalah aliran dana kasnya. Karena walaupun setiap bulan isi rekening selalu saya kuras habis, toh saya tetap mendapatkan aliran dana secara rutin karena menggunakan rekening payroll. Percuma juga kalau kamu punya dana cukup mengendap selama 3 bulan tapi nggak ada pemasukan sama sekali kan?

Pihak imigrasi Australia sebenarnya tidak menyarankan untuk membeli tiket pesawat sebelum visa keluar, padahal tiket promo mengharuskanmu booking jauh-jauh hari bahkan 1 tahun sebelumnya. Saya termasuk traveler dengan budget pas-pasan, jadi kalau ingin membeli tiket murah ke Australia tidak perlu ragu asalkan sanggup melengkapi dokumen saat mengajukan visa agar tidak ditolak.

Tips saya yang terakhir, buat berkasmu setebal mungkin. Tagihan kartu kredit, fotokopi SPT dan NPWP yang saya serahkan adalah optional. Tapi saya tetap sertakan untuk membuktikan kalau kondisi ekonomi saya cukup menunjang untuk pergi ke Australia dan bisa kembali lagi ke Indonesia.

Kalau ditotal mulai proses penjemputan sampai surat keputusan visa keluar, dibutuhkan kurang lebih 2 minggu untuk mengurus pengajuan visa. Awalnya saya tidak memperhitungkan jumlah hari yang dibutuhkan sampai dokumen saya dijemput, tapi untungnya setelah dokumen dijemput semua proses berjalan lancar dan tidak sampai 15 hari kerja. Kalau kamu juga ingin apply visa Australia via pos, perhitungkan juga waktu penjemputan kira-kira 3-5 hari agar lebih longgar. Idealnya memang lebih baik apply visa 1-2 bulan sebelum tanggal keberatan biar nggak mepet.

Staff AVAC juga sangat cekatan dalam membalas e-mail jadi kamu nggak usah ragu atau takut menanyakan hal-hal yang kurang jelas karena mereka akan siap membantumu. Awanya saya sempat salah mentransfer jumlah uang pada rekening VFS Global karena ternyata tidak ada dokumen asli yang harus dikembalikan sehingga pihak kurir cukup melakukan penjemputan dokumen saja tanpa mengantarkannya kembali. Biaya sebesar Rp 100.000 yang kelebihan pun akan dikembalikan ke rekening saya dalam waktu 14 hari kerja. Overall saya merasa puas dengan layanan AVAC dan VFS Global dalam membantu proses pengajuan visa saya. Tapi saya kurang puas dengan hasil kerja kurir karena dokumen saya dijemput melebihi 3 hari kerja dari yang dijanjikan. Tapi karena visa saya sudah diterima, jadi dimaafkan saja deh ^_^

Sekian cerita dari saya. Australia, I’m coming!!! 😀

33 pemikiran pada “Pengalaman Apply Visa Australia via Pos

  1. Thank you infonya, sangat membantu sekali… setelah saya cek di tour paling murah biaya visanya 1,75jt.. kalau urus sendiri berarti AUD 135 x 10,200 = + 265rb = 1.642.000.. hemat 100b ya…

    Suka

    1. Wah murah sekali tour mau nguruskan 1,75jt! itu harga terbaru? dari kota mana? kalau misalnya nggak mau ribet sekalian diuruskan tour aja klo cuma beda 100rb hehehe.

      waktu itu saya tanya harga di travel agent surabaya paling murah 2jt 😦 ada yang sampai 3jt malah makanya akhirnya saya ngurus sendiri via pos.

      Suka

      1. tour di jakarta rata2 sekitar 1,75-1,85juta biaya pengurusan visa australia nya 🙂 paling murah di avia tour atau dwidaya tour 1,75 juta hehehe..

        Suka

      2. ohhh jakarta, pantesan ^^ klo apply visa sendiri di jakarta lgsg di kantornya AVAC cm perlu bayar biaya visanya aja sekitar 1,42jt. paling nambah 25rb klo mau update via sms (menurutku seh gak perlu). lumayan koq bedanya

        Suka

    2. Terimakasih infonya. Itu dokumen yg diambil kurir, untuk semua dokumen apa semua harus diserahkan asli dan foto copy ?
      Kalau iya berarti kurir mengembalikan lagi dokumen asli ke alamat kita ?

      Suka

      1. Dokumen yang saya kirim tidak dikembalikan karena sebagian besar fotokopi, tapi kalau ingin dokumen2 asli dikembalikan bisa kok & dikenakan biaya kirim kembali dari AVAC 🙂

        Suka

  2. Mau tanya, kalo apply via pos kan ada kolom pembayaran visa dan harus melampirkan bukti pembayaran visa, kalo pake cc itu gmn dong?

    Suka

    1. waktu itu saya jg pakai cc, cukup isi dgn data kartu kredit yg diperlukan trus wkt e-mail ke AVAC blg bayar pake kartu kredit, jd cm perlu bukti transfer utk biaya logistik dll nya

      Suka

    1. Halo! semua dokumen seperti KTP, KK, paspor, dll. saya sertakan semua berupa fotokopi tanpa dilegalisir 🙂 karena saya juga bingung harus legalisir ke mana tapi nggak ada masalah kok, yang penting semua dokumen yang di-submit valid.

      Suka

      1. Dokumen seperti KTP, KK & administrasi lainnya tidak perlu. Tapi dokumen seperti surat referensi bank, surat keterangan karyawan dari kantor, dll harus dibuat dalam Bahasa Inggris 🙂

        Suka

  3. Haloo … saya juga mau tanya,waktu bayar pakai cc itu hanya memasukan jenis kartu dan nomer kartu kreditnya saja atau di sertai kode keaman kartu yang 3 digit di belakang kartu?

    Suka

    1. Halo, kalau nggak salah nama pemegang kartu kredit, nomor kartu kredit, expiry date & master/visa nya saja. pokoknya sesuai yang diminta di formulir aplikasi visa di halaman bagian belakang 🙂

      Suka

    1. Klo bank transfer saya kurang tahu, setahu saya hanya ada pilihan cek bilyet/giro selain kartu kredit utk pembayaran langsung. coba hubungi pihak VSF by email atau telp utk lbh lengkapnya ya 🙂

      Suka

  4. Hai mbak.
    Bagus banget tulisannya.. Sangat informatif 😊
    Mau tanya mbak.. Mbak ngajuin berarti visa tourist ya?
    Visa tourist itu boleh menetap berapa lama ya di australia?

    Suka

  5. mba tanya dong, apakah photocopy passport nya di legalisir pakai notaris? saya baca di blog lain begitu. Karena kan kalau datang langsung, copy passport dan aslinya akan di verifikasi/certified, katanya, kalau lewat kurir, bisa kirim sekalian aslinya atau photocopy yang dilegalisir notaris

    Suka

Tinggalkan komentar